Senin, 29 Agustus 2016

Spot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug Cipanji

Setelah sekian lama mengurung diri di dalam gua yang sangat gelap, namun penuh dengan sinyal Wifi dan kebuntuan 'menyelesaikan' tugas akhir. Akhirnya, ada dua makhluk dari negara api yang ngajakin 'jalan-jalan', namun dengan tujuan yang belum pasti dan jumlah peserta yang sangat terbatas, maka entah ilham dari mana asalnya muncul lah sebuah nama yaitu 'curug'.

Teringat seorang teman memberi referensi tetang curug yang tidak begitu familiar terdengar di telinga, yaitu 'curug cipanji', dan tanpa pikir panjang akhirnya pengadilan memutuskan kami 'tri masketir' untuk mengeksplor tempat tersebut. Mengapa tri masketir? karena nggak ada lagi yang mau berangkat, cuma ada tiga personil, sebut saja Komenk, Ibul dan gue Ughoy.

Sesuai dengan namanya, dalam bahasa sunda 'curug' yang artinya air terjun, ya pasti disana adanya air. Dipersiapkanya lah baju ganti dan perbekalan dari rumah, sambil dalam hati was-was karena kenapa juga mau diajak main ke curug kalo gak bisa berenang.

Secara administratif Curug Cipanji berada di Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Yang artinya, menurut perkiraan perjalanan bisa ditempuh selama 30menit dengan menggunakan kendaraan bermotor roda dua dari daerah Kota Bandung.

Singkat cerita sampailah di desa yang dituju sesuai arahan GPS manual yang hanya mengandalkan muka tebal alias tanya arah sana-sini selama perjalanan. Pada akhirnya kami 'tri masketir' diarahkan untuk memarkirkan kendaraan di sebuah halaman rumah warga sekitar oleh sebuah pamflet yang terbuat dari kertas putih dengan tulisan tangan yang bertuliskan, 'Curug Cipanji' tanda strip 'Parkir kendaraan' dan ditambah arah panah menuju halaman rumah tersebut.

Ada satu hal yang ganjal disana, karena rumah tersebut masih hanya dikelilingi oleh hamparan perkebunan teh dan sebuah kolam ikan, hati ini bertanya-tanya dimanakah gerangan letak persisnya curug tersebut? setelah memarkirkan kendaraan dan berbincang dengan si pemilik rumah, barulah diketahui bahwa kami diharuskan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki kurang lebih 15-20 menit untuk sampai ditujuan, sanggupkah? Dengan semangat, kami melakukan tos untuk perjalanan yang hanya 20 menit ini seolah berjarak 80km.


Spot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug CipanjiSpot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug Cipanji


Di sepanjang perjalanan menuju tempat tujuan, kami disuguhkan hamparan perkebunan teh yang sangat luas dengan jalur yang berbukit dan tidak terlalu terjal, namun berat dan penuh perjuangan karena kesalahan gue. Kesalahan pertama adalah menggunakan celana jeans yang 'ngetat', sehingga berjalan dengan kurang leluasa, kedua, menggunakan sepatu biasa dengan sol karet yang enggak nyengkram ke tanah, sudah berat sepatu licin pula. Kesalahan fashion seperti ini tidak dianjurkan untuk berlibur ke wisata alam seperti ini, karena akan menyiksa diri yang akhirnya 'nyeker' dan celana kotor karena nggak bisa dilipat ke atas lutut.

Setelah berjalan beberapa menit, masuklah ke daerah perkebunan karet dengan suasana hutan yang sebenarnya biasa saja hutan pada umumnya, namun dengan 'lebay' nya si Komenk selalu berteriak ketika ketinggalan di perjalanan, bukan berteriak karena tidak tahu jalan, karena sebenarnya jalanan setapak cuma satu arah dan nggak bercabang, alasan ketakutan yang berlebih itu sampai saat ini pun belum diketahui apa penyebabnya.

Akhirnya setelah sekian lamanya perjalanan, kami mendengar suara air yang mengalir tidak jauh dari perkebunan karet tersebut, yang menandakan bahwa curug sudah dekat. Mendekati curug jalanan sudah tidak beraturan kadang tertutupi semak, tetapi ini menambah suasana alami semakin kental, tidak salah lagi setelah melewati beberapa sungai sampailah di curug pertama, yang kabarnya terdapat tiga curug di tempat ini dengan bentuk yang bervariasi.

Curug yang pertama, merupakan jenis curug yang tidak terjal dengan bebatuan yang menyerupai seluncur air. selain itu terdapat kubangan air yang cukup besar dengan luas sekitar 3meter lebih namun ada yang menggembirakan airnya tidak dalam. disini juga terdapat beberapa batu alam besar di samping kanan sungai yang bisa di gunakan untuk menyimpan barang bawaaan namun sayang terdapat bekas pembakaran dan daun pisang yang sudah di penuhi sisa nasi menandakan baru saja terjadi makan-makan disini. untuk dijadikan tempat berfoto kurang menarik namun jika di jadikan tempat bermain seluncur, itu merupakan ide yang bagus di mulai lah perseluncuran yang menandakan kami bahagia bermain air disini.

Setelah puas dengan curug pertama dengan wahana seluncurnya, Ibul mengusulkan untuk lanjut ke curug yang kedua, dengan hanya menempuh jarak sekitar 10meter kita sudah sampai di curug yang kedua, bentuknya seperti air terjun pada umunya namun dengan ketinggian yang kecil dan kubangan tidak terlalu besar, tetapi cocok jika digunakan untuk bersantai dan berendam, akhirnya kami menikmati se-termos minuman jeruk hangat yang sudah di persiapkan dari rumah sambil menyantap gorengan yang dibeli di perjalanan. terasa rileks dan segar namun jangan terlalu lama, karena jika menginjak sore airnya akan berubah menjadi air kulkas dan dinginnya membuat beku hati kita, entahlah.

Selesai perut kenyang dengan fikiran yang lebih rileks curug ketiga pun menanti, jarak yang cukup dekat namun trek perjalanan yang ekstrim membuat tantangan untuk mencapai curug ketiga ini, karena berhubungan waktu itu pengunjung hanya kami bertiga, maka kami memutuskan untuk tidak membawa barang bawaan. Saran bagi kalian setidaknya bawalah kamera baik handphone maupun dari kamera digital, karena kesalahan kami adalah meninggalkannya di tas, dan akhirnya Ibul menjadi korban untuk kembali lagi ke curug kedua dengan jalur yang ekstrim tersebut hanya untuk membawa kameranya.

Curug ketiga merupakan curug utama, seperti curug pada umumnya. Ketinggiannya mencapai 7meter lah kurang lebih, karena enggak bawa meteran juga buat ngukurnya. Dengan batu alam yang tersusun alami dan indah, 'waktunya foto-foto' ungkap salah seorang personel tri masketir. Memang betul di curug ketiga ini cocok jika dijadikan view foto alam, dengan air terjun yang masih alami dan keberadaan tanaman hutan yang masih hijau membuat air terjun ini semakin indah.


Spot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug CipanjiSpot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug Cipanji
Spot Foto dan Wahana Air Terjun Alami Curug Cipanji


Menikmati keindahan dan keasrian curug ini, sejenak membuat lupa akan hutang dan mantan gebetan. enggak salah nih referensi liburannya yang terlintas begitu saja, setelah beres dengan foto-foto akhirnya kami sepakat untuk berkemas dan pulang mengingat hari sudah menginjak sore, jika di sini waktu terasa singkat dan tidak terasa kita harus segera berkemas agar tidak kemalaman di perkebunan.

Singkat cerita kami berjalan pulang menuju parkiran. For your information, disini tidak dipungut biaya masuk ,karena belum di kelola sebagai tempat wisata yang resmi, kami hanya membayar uang Rp10.000/motor kepada pemilik rumah dimana kami parkirkan motor selama kami bersenang-senang di curug. Untuk oleh-oleh nya kami cuma bawa baju basah dan bahagia di hati, dan yang tertinggal cuma kenangan tertawa bersama tri masketir karena kekonyolan selama di curug, rekomen oleh-oleh khasnya sih tinggal ke alun-alun ciwidey saja, karena di sekitar curug hanya ada perkebunan bukan penjual oleh-oleh.

Sekian dulu ya review tempat liburannya, mudah-mudahan pada akhirnya blog ini memberikan informasi yang bermanfaat.

14 komentar:

  1. Parkirannya ini yang begitu mahal. Tuan rumah bisa cepat kaya. Akses masuknya itu lo, kenapa belum tersentuh pembangunan. LEbih asek main di kebun teh saja bisa main petak umpet.

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, biar ada "bapak parkiran naik haji".
      itu sih kerelaan kami aja bang engga di tarif sih sebetulnya berapa, soalnya ingung abis di gonggong sama anjing sibapaknya
      luas banget petak umpet di kebun tehnya, takut ilang hhe

      Hapus
  2. berarti yang dari negara api itu sebut saja komenk dan ibul, ngajakin refreshing ke curug.... Ke Curug Cipanji... Serius foto yang ketiga mantep ughoy, sepintas seperti foto yang sedang terjun, padahal kalau diperhatikan seksama itu sedang berdiri ya... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha ia kang, lumayanlah ibarat Pc penuh virus di refresh berkali-kali pun ggak ngaruh tetep lola, ia emang nekat tuh anak padahal dibawah batu kali nya udah siap tangkap kalo jatoh:D

      Hapus
  3. Oh tentu saja postingan ini sangat bermanfaat, wahai Ughoy yang dimuliakan oleh sang Pencipta.

    Asik juga yah maen ke sini. Kapan-kapan ajakin aku dong, tapi jangan bareng ama si Ibul & Komenk ya.. Ngeri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jgn ajakin sih sony, bg dery. mending ajakin aku dah :D

      Hapus
    2. kesana berdua bersamamu gia? ih ngeri

      Hapus
  4. kok saya yg pengen jerit-jerit yaaa..
    asyik nih bisa jalan ke tempat ini ya, air terjunnya dramatis bgt. kerenn. tmpt yg bgus untuk mengeluarkan emosional, teriak kenceng :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. di rumah aja berteriak mah teh lebih seru, lebih di dengar orang hha :D

      Hapus
  5. Wadaw keren sekali kang curugnya kalau ditempat saya mah jauh kang curugnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makin jauh makin mantap perjalanannya kang, mendaki gunung lewati lembah. hha :D

      Hapus
  6. Jadi kangen jumpalitan di air terjun kan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berangkat kang ! rindu terpendam gak baik buat kesehatan :D

      Hapus
    2. Kalamaan rindu ntar jerawatan yeeee

      Hapus

Terima kasih sudah berkunjung.
Jika ada yang berkenan, saya siap kok diajak nikah.